Kandungan
kafein dalam berbagai sumber minuman
| |
Secangkir teh
|
35 mg
|
Minuman berkarbonasi
|
35 mg
|
Minuman berenergi
|
50 mg
|
Jenis
Kopi
|
Kadar
|
Kopi instan
|
2,8
- 5,0%
|
Kopi moka
|
1,00%
|
Kopi robusta
|
1,48%
|
Kopi arabika
|
1.10 %
|
Batas aman konsumsi kafein yang masuk ke dalam tubuh perharinya adalah 100–150 mg Dengan jumlah ini, tubuh sudah mengalami peningkatan aktivitas yang cukup untuk membuatnya tetap terjaga
Selama proses pembutan kopi, banyak
kafein yang hilang karena rusak ataupun larut dalam air perebusan.[23] Di samping itu, pada beberapa kasus
pengurangan kadar kafein justru dilakukan untuk disesuaikan dengan tingkat
kesukaan konsumen terhadap rasa pahit dari kopi.[butuh rujukan]
Metode yang umum dipakai untuk hal ini adalah Swiss
Water Process.[26] Prinsip kerjanya adalah dengan
menggunakan uap air panas dan uap untuk
mengekstraksi kafein dari dalam biji kopi.[26] Pesatnya perkemba
Kandungan kafein dalam kopi memiliki efek yang beragam pada
setiap manusia.[butuh rujukan]
Beberapa orang akan mengalami efeknya secara langsung, sedangkan orang lain
tidak merasakannya sama sekali.[butuh rujukan]
Hal ini terkait dengan sifat genetika yang dimiliki
masing-masing individu terkait dengan kemampuan metabolisme tubuh dalam mencerna kafein.[27] Metabolisme kafein terjadi dengan
bantuan enzim sitokrom P450 1A2 (CYP1A2).[butuh rujukan]
Terdapat 2 tipe enzim, yaitu CYP1A2-1 dan CYP1A2-2.[28] Orang yang memiliki enzim CYP1A2-1
mampu mematabolisme kafein dengan cepat dan efisien sehingga efek dari kafein
dapat dirasakan secara nyata.[butuh rujukan]
Enzim CYP1A2-2 memiliki laju metabolisme kafein
yang lambat sehingga kebanyakan orang dengan tipe ini tidak merasakan efek
kesehatan dari kafein dan bahkan cenderung menimbulkan efek yang negatif.[27][28][29]
Banyak isu yang berkembang mengenai
efek negatif meminum kopi bagi tubuh, seperti meningkatnya risiko terkena kanker, diabetes melitus tipe 2, insomnia, penyakit jantung, dan kehilangan konsentrasi.[30] Beberapa penelitian justru
menyingkapkan hal sebaliknya. Kandungan kafein yang terdapat di dalam kopi
ternyata mampu menekan pertumbuhan sel kanker secara bertahap.[30] Selain itu, kafein mampu menurunkan
risiko terkena diabetes melitus tipe 2 dengan cara menjaga sensitivitas tubuh
terhadap insulin.[25] Kafein dalam kopi juga telah terbukti
mampu mencegah penyakit serangan jantung.[30][31] Pada beberapa kasus, konsumsi kopi
juga dapat membuat tubuh tetap terjaga dan meningkatkan konsentrasi walau tidak
signifikan.[31][32] Di bidang olahraga, kopi banyak dikonsumsi oleh para atlet
sebelum bertanding karena senyawa aktif di dalam kopi mampu meningkatkan metabolisme energi, terutama untuk memecahkan glikogen (gula
cadangan dalam tubuh).[33]
Selain kafein, kopi juga mengandung
senyawa antioksidan dalam jumlah yang cukup banyak.[34] Adanya antioksidan dapat membantu
tubuh dalam men
angkal efek pengrusakan oleh senyawa radikal bebas, seperti kanker, diabetes, dan penurunan respon imun.[31] Beberapa contoh senyawa antioksidan yang terdapat di dalam kopi adalah polifenol, flavonoid, proantosianidin, kumarin, asam klorogenat, dan tokoferol.[35] Dengan perebusan, aktivitas antioksidan ini dapat ditingkatkan.[34]
angkal efek pengrusakan oleh senyawa radikal bebas, seperti kanker, diabetes, dan penurunan respon imun.[31] Beberapa contoh senyawa antioksidan yang terdapat di dalam kopi adalah polifenol, flavonoid, proantosianidin, kumarin, asam klorogenat, dan tokoferol.[35] Dengan perebusan, aktivitas antioksidan ini dapat ditingkatkan.[34]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar